Minggu, 11 Juli 2010

Perang Eropa di Final Piala Dunia 2010


JOHANNESBURG(SI) – Perang Eropa akan terhampar di Soccer City Stadium dini hari nanti.Siapa pemenangnya,Belanda atau Spanyol? Pengikut Paul “Si Gurita”memilih Spanyol.Anti-Paul,Belanda. Sejarah akan tercipta pada final Piala Dunia 2010 dini hari nanti.


Belanda dan Spanyol ingin mencatatkan diri sebagai negara kedelapan penggenggam trofi Piala Dunia. Belanda dan Spanyol mengerahkan segenap kemampuan terbaik untuk meraih gelar juara dunia pertama mereka pada laga final di Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan. Siapa pun pemenangnya akan masuk klub kehormatan negara-negara yang pernah mengoleksi gelar juara dunia, yaitu Brasil, Italia, Jerman, Uruguay, Argentina,Inggris,dan Prancis.Sebagai negara dengan tradisi sepak bola luar biasa,baik Belanda maupun Spanyol sangat jarang mencicipi kesuksesan. Catatan terbaik De Oranje (julukan Belanda) adalah gelar Piala Eropa/Euro 1988.

Adapun La Furia Roja(Spanyol) memenangi Piala Eropa/ Euro 1964 dan 2008. Kini terhampar kesempatan bagi kedua negara untuk menggoreskan tinta emas di ajang Piala Dunia dan membuat status mereka sejajar dengan tujuh negara lain yang pernah mencicipi gelar juara dunia.Prospek kedua tim untuk mencatat sejarah tidak lepas dari performa mengesankan selama turnamen di Afrika Selatan. Belanda menyapu bersih seluruh musuhnya, termasuk Brasil di perempat final,untuk meraih tempat di Soccer City.Total mereka tidak terkalahkan di 25 laga terakhir. Sementara Spanyol, meski tumbang oleh Swiss pada pertandingan pembuka, mampu bangkit dan menunjukkan permainan terbaiknya saat menaklukkan Jerman di semifinal.

Pertemuan dua kubu berlawanan itu pun menjanjikan duel klasik dan bertensi tinggi. Sebab, sejarah menggambarkan Belanda dan Spanyol sebagai musuh bebuyutan. Lagu kebangsaan Belanda, Het Wilhelmus, bahkan bercerita tentang perang dengan Negeri Matador yang pecah sejak abad ke-15. Oleh karena itu, Giovanni van Bronckhorst dkk tidak perlu diingatkan lagi tentang arti laga ini. Mereka bisa mendengarnya langsung saat Het Wilhelmus dikumandangkan sebelum wasit Howard Webb memulai final. Menjadi bumbu lain partai nanti adalah hubungan erat keduanya dalam sepak bola.Belanda merupakan pionir evolusi sepak bola Spanyol melalui Johan Cruyff di Barcelona pada era 1970-an.

Berkat Cruyff, La Furia Roja kini menerapkan permainan atraktif yang mendahulukan penguasaan bola alias totaalvoetball. “Harus diakui merekalah yang mentransformasi Spanyol. Turun-temurun sejak Cruyff, filosofi Belanda ditanamkan di Barcelona yang kemudian ditularkan ke timnas,” ujar gelandang Spanyol Sergio Busquets sebagaimana dilansir Daily Mail. Mampukah Spanyol mengkhianatigurumereka? Jikademikian,itu menunjukkan kapasitas Spanyol sebagai murid lebih baik ketimbang Belanda.Sebab,Belanda sendiri justru perlahan meninggalkan totaalvoetballdan bermain pragmatis.

Namun, Bondscoach Bert van Marwijk bukannya tidak beralasan dengan mengusung pendekatan tersebut. Dia menjamin strategi itulah yang bakal membawa Belanda menjadi juara dunia dan akan dibuktikannya di Soccer City.“Lupakan sepak bola indah.Yang kami inginkan adalah gelar Piala Dunia,” tegas wingerBelanda Arjen Robben. Duel Belanda dan Spanyol tidak hanya akan mencatatkan sejarah baru, tapi juga bakal menghadirkan cerita duka. Jika kalah, Spanyol yang difavoritkan akan melahirkan penderitaan mendalam dari Katalunya hingga Cadiz. Sementara De Oranje tak ingin merasakan hat-trick kegagalan setelah mampu merasakan babak final. Belanda pernah dua kali gagal, di final Piala Dunia 1974 dan 1978.

Tidak ada satu pun warga Belanda yang ingin mengulang nestapa itu dan pasti ingin menghapus kutukan tersebut. Ironisnya, cukup banyak yang meragukan Belanda. Bahkan, legenda hidup Johan Cruyff lebih memihak Spanyol. “Saya orang Belanda. Tapi, saya mendukung gaya permainan Spanyol,” ucapnya. Superioritas pemain Spanyol terlihat dari starting line up.Tidak ada bentuk baku.Siapa pun bisa masuk.Ini mencegah terjadinya kecemburuan pemain. Mereka yang berlabel bintang harus menerima dengan lapang dada walau tidak dimainkan. Belanda sebaliknya.

Seandainya Wesley Sneijder dan Arjen Robben tercatat sebagai pemain Spanyol, belum tentu akan masuk tim inti.Tapi,bagi Negeri Kincir Angin, keduanya merupakan pilar utama. Meski demikian,Marwijk tidak peduli.Apa pun komentar orang, dia tetap yakin dengan pasukannya. Bahkan, Marwijk optimistis anak asuhnya mampu meraih apa yang oleh generasi Cruyff (1970 –an) dan Marco van Basten/Ruud Gullit (1980-an) tidak bisa digapai. “Kami bersatu sebagai grup. Kami sudah meraih banyak hal.Tapi, selalu saya katakan kepada pemain bahwa masih ada pertandingan selanjutnya.Saya tidak peduli soal masa lalu. Itu sudah sejarah. Sekaranglah yang paling penting,” jelas Marwijk.

Bukan hanya mencatatkan sejarah indah dan kisah duka,memenangi Piala Dunia 2010 juga bisa menyelamatkan masa depan persepakbolaan masing-masing dari kebangkrutan. Seandainya Spanyol pulang membawa trofi, itu tentu menjadi berkah bagi klubklub Primera Liga. (harley ikhsan/m mirza

Laporan Wartawan Seputar Indonesia
Maruf El Rumi Hanna Farhana
AFRIKA SELATAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar